Memiliki bobot tubuh seberat 96 kilogram, membuat Maurin Handayani merasa kesulitan dalam berkegiatan. Sejak saat itu ia berkomitmen ingin memulai hidup sehat dengan melakukan olahraga yang tidak menyita waktunya. Berlari pun menjadi pilihan utamanya.
Meski awalnya sulit untuk dilakukan, wanita kelahiran 17 Maret 1978 ini membiasakan dirinya untuk bangun lebih pagi dan mencoba berjalan cepat mengelilingi daerah perumahannya. "Aku awalnya jalan cepat biasa, akhirnya lari pelan-pelan tapi konstan. Rutenya ke Salemba, Matraman, Pramuka, terus balik lagi ke rumah," ucap Maurin yang bekerja sebagai Media Expert di Inke Maris & Associates, ketika berbincang dengan Wolipop, Rabu (29/10/2014).
Olahraga ini dilakukannya selama lima kali dalam seminggu dan berlangsung selama tiga bulan. Usahanya tak sia-sia, berat Maurin turun sebanyak 15 kilogram. Inilah yang membuat wanita 26 tahun ini semakin bertambah semangat untuk lari. Hingga Oktober 2012, dirinya mulai intens untuk berlari. Ia mengaku beratnya turun drastis sebanyak 20 kilogram.
Berkat konsistensinya dalam berlari, kini beratnya mencapai angka 63 kilogram. Dengan berat badannya yang sekarang Maurin pun lebih mudah mencari pakaian sesuai dengan ukurannya. Ukuran baju yang tadinya 5L berubah menjadi S atau M. Wanita yang bekerja di bidang konsultan ini mengatakan, ia tidak melakukan diet khusus namun lebih menjaga asupan makanan yang di konsumsinya. Sayur-sayuran seperti tauge, bayam serta buah kiwi, apel, dan pear menjadi teman setianya hingga saat ini.
Walaupun tergolong pelari amatir, Maurin memberanikan dirinya untuk mengikuti lomba lari. Rasa pesimis sempat menghampiri dirinya, namun dukungan dari teman-teman dan kerabat dekatnya yang memacu semangatnya. "Awalnya aku mikir, bisa nggak ya aku lari jauh? Ternyata banyak yang support aku, termasuk Sandiaga Uno. Akhirnya aku berhasil juga lari 10 kilometer selama 1 jam 22 menit," ceritanya bersemangat.
Merasa tertantang mengikuti lomba lari, kali ini ia menguji nyalinya dengan mengikuti Jakarta Half Marathon yang digelar beberapa waktu lalu. Wanita ini mengaku tidak mudah untuk melakukannya, karena jalur yang dilaluinya lebih panjang. Namun berkat persiapan matang dan latihan yang terus-menerus selama enam bulan, dirinya berhasil menyelesaikan lari sepanjang 21 kilometer.
Semangatnya dalam berlari disebarnya melalui beragam media sosial. Maurin tak menyangka banyak yang memperhatikan foto-foto yang diunggahnya di akun Facebook dan Twitter. Bagai virus, keinginan untuk berlari ini menular kepada teman-temannya yang bahkan sebelumnya tidak pernah berolahraga.
Banyak manfaat yang ia rasakan semenjak rutin berlari. Selain bobot tubuhnya lebih ringan, ia mengaku penyakit yang dahulu kerap menimpanya kini perlahan menghilang. "Aku dulu sering banget migren sampai muntah. Sekarang sudah lebih mendingan. Nggak gampang capek juga, nafas lebih enak dan merasa lebih segar," ungkap wanita yang juga hobi menyelam ini.
Hingga sekarang, berlari sudah menjadi rutinitasnya yang tidak boleh terlewatkan. Bahkan ketika bepergian ke luar negeri pun, ia masih menyempatkan diri untuk berlari di pagi hari. Menurutnya, lari adalah olahraga yang paling mudah untuk dilakukan. Modal utamanya hanya kaus dan sepatu lari. "Lari tuh olahraga yang paling gampang. Modalnya hanya sepatu sama kaos aja. Tapi ya sepatunya harus yang bagus juga ya, kalo gak bisa cedera kakinya," jelasnya.
Maurin sangat selektif dalam memilih sepatu lari. Ia lebih mengutamakan sepatu yang sesuai dengan jenis kakinya agak tidak cedera. "Aku lebih milih sepatu lari yang di bagian belakang tumitnya lebih tebal. Jangan pilih sepatu yang berat, pilih yang solnya bagus dan material bagian atasnya kuat, jadi udara lebih banyak masuk," pungkasnya menutup perbincangan.
Via : Wolipop
Social Plugin