Salah satu makanan yang dikira sebagai makanan terburuk untuk kesehatan tubuh manusia adalah gorengan. Bagaimana tidak, kandungan lemak dan kolesterol yang begitu tinggi pada gorengan, khususnya yang didapatkan di tepi jalan akan menambah kemungkinan seseorang terkena penyakit jantung atau stroke. Kandungan lemak jenuh yang tinggi inilah yang selanjutnya menyebabkan kolesterol tinggi didalam tubuh dan bikin kemungkinan terserang penyakit beresiko makin tinggi. Padahal, WHO, Badan Kesehatan Dunia, menyebutkan bila sekurang-kurangnya dalam setahun ada 17, 5 juta orang yang meninggal yang diakibatkan oleh penyempitan pembuluh darah atau masalah pada jantung. Anda tentu tidak mau termasuk dalam jumlah orang yang meninggal itu cuma lantaran hobi mengkonsumsi gorengan bukan ?

Ada kandungan lemak jenuh yang jahat ini seringkali berasal dari gorengan yang dimasak dalam minyak yang terlalu banyak atau berkwalitas buruk. Walau sebenarnya, dalam kehidupan keseharian kiat cenderung menggunakan minyak kelapa sawit yang mempunyai kadar lemak jenuh sampai 50 % dari keseluruhan jumlah minyak itu. Kita sendiri dapat menyiasati cara memasak gorengan ini hingga kemungkinan terkena berbagai masalah kesehatan beresiko juga dapat diminimalisir.

Alih-alih mengkonsumsi gorengan yang dimasak dengan cara deep-frying atau dimasak didalam minyak dengan jumlah yang banyak, pakar kesehatan merekomendasikan kita konsumsi makanan yang dimasak dengan cara ditumis, dipanggang, atau setidaknya yang dimasak dengan tehnik pan-frying. Diluar itu, ahli kesehatan juga merekomendasikan kita menggunakan jenis minyak yang lebih sehat dan kandungan lemak jemu yang lebih rendah. Minyak yang terbuat dari biji bunga kanola atau biji bunga matahari disebut-sebut mempunyai kandungan lemak jenuh yang begitu kecil, yaitu cuma 7 % dari jumlah seluruh minyaknya. Hal ini berarti, sisa lemak lain pada minyak akan sehat untuk digunakan memasak makanan kita sehari-hari. Untuk kesehatan jantung kita, kita bisa mengaplikasikan minyak ini untuk beragam masakan kita sehari-hari.